Disclaimers:
1.
Post ini terbagi 2 karena kami menghabiskan
waktu masing-masing satu hari pada dua kota ini.
2.
Tujuan trip ini untuk mengunjungi sebanyak
mungkin tempat wisata dalam waktu singkat (yang penting pernah kesana), jadi
memang tidak menghabiskan waktu di satu tempat terlalu lama.
Minggu, 26 Feb 2017
Jam 6 pagi kami sudah bersiap pergi ke kyoto. Pergi ke kyoto
station biasanya dari Umeda, yang mana kalo dari Namba harus transit dulu di
sana. Tapi akhirnya ketemu jalur lebih enak, jadi dari Namba kami naik kereta
ke Fushimi Inari, karena jaraknya lebih dekat daripada ke kyoto station dan
tiketnya lebih murah, dengan waktu tempuh 1 jam. Tiba di stasiun fushimi inari ternyata
suhu 2 derajat celcius, pantes aja super dingin.
Tiba di kyoto, banyak orang lalu-lalang pake baju
tradisional jepang. Tempat wisata kuilnya lebih touristy (setidaknya yang saya
kunjungi), pasti banyak yang jual souvenir dan papan petunjuknya jelas.
Kuil-kuil ini pasti ada jalan menanjak ke atas bukit yang sepertinya untuk
kepentingan beribadah, jadi sudah pasti dingin dan kalo mau diikutin harus
siapin fisik banget.
Secara berurutan, berikut tempat yang kami kunjungi di
Kyoto.
1. Fushimi Inari (jalan dari fushimi inari station)
Tempat ibadah ini keren banget, jalan setapaknya penuh
tiang-tiang warna orange dan kalo diikutin terus jalurnya akan naik terus. Sayangnya
waktu tempuh bisa 2-3 jam jalan kaki (dikasi tau orang jepang yang nyapa karena
denger kami pake bahasa indonesia, terus dia cerita dulu tinggal di indonesia
juga), jadi kami cuma setengah jalan aja lalu turun.
2. Kyoto station (kereta inari-kyoto)
Sebelum naik kereta, kami ke minimarket untuk beli makan
buat sarapan. Sambil nunggu kereta, kami makan di stasiun. Agak takut soalnya
gak tau aturannya boleh nggak makan di stasiun, tapi nggak ada yang negur juga
jadi tetep makan sampe habis. Tujuan kami ke kyoto station adalah beli one day
pass bus. Kami pilih bus karena semua tujuaan terjangkau bus.
3. Arashiyama Bamboo Grove (kereta kyoto-saga arashiyama)
Stasiun ini nggak terlalu deket sama bamboo grove, tapi good
deal dengan harga dan waktu tempuhnya. Dari situ kami jalan kaki. Bamboo grove
sebenernya jalan masuk yang mana di ujungnya ada kuil.
4. kinkaku-Ji (bis)
Setelah nunggu bis yang lumayan lama, sampailah di kinkaku-ji.
Kuil ini sering dibilang kuil emas (ask why). Kalau mau ikutin jalur jalan kaki
bisa naik terus ke atas bukit. Keluar dari kuil ada penjual makanan oleh-oleh
yang khas kyoto kayak mochi dan kacang-kacangan.
5. ginkaku-ji (bis)
Naik bis ke ginkaku-ji bisa dari 2 sisi jalan. Kami memutuskan
menunggu bis di satu sisi, yang ternyata ini bisnya lama datengnya. Setelah tiba
di halte tempat Ginkaku-Ji berada, kami harus jalan kaki menanjak yang lumayan
jauh. Kuil ini sering dibilang kuil perak (u don’t ask). Disini juga ada jalan
naik ke atas bukit. Di perjalanan balik ke halte bis, kami jajan makanan yang
bentuknya ikan tapi nggak berasa ikan.
6. Kiyomizu-Dera (bis)
Turun dari bis, kami jalan nanjak melewati perkampungan yang
isinya toko oleh-oleh semua. Kita ketemu 1 sakura yang sudah mekar. Sampai di
kuilnya, banyak pohon-pohon sakura yang belum mekar. Yakin deh pasti waktu
mekar bakal keren karena bunganya bisa penuh banget. Disini pun ada jalan
menanjak lagi buat ke atas bukitnya.
Waktu kami keluar, toko-toko souvenir
banyak yang udah tutup. Sepertinya jam toko itu mengikuti jam kuilnya. Waktu kami
mau ke jalan raya, jalanannya beda dari yang pertama datang karena nyasar. Kami
ikutin jalan aja yang penting turun terus.
7. nishiki market (bis)
Tempatnya di dalam gang yang masuk dari Gion. Gion sendiri
jalanan mirip orchard di singapura, tapi terkenal karena suka ada geisha yang
lewat. Nishiki market ini tempat jualan sushi, ikan-ikan mentah yang bisa
dimakan gitu lah. Dari kami berempat yang doyan cuma irvan, jadilah dia aja
yang beli. Kami datang terlambat, sudah malam jadi banyak yang tutup. Setelah itu
kami berusaha cari tempat buat makan malam ala jepang, tapi nggak ketemu.
Karena keyakinan pasti di kyoto station ada tempat makan,
jadilah kami kesana. Di stasiun ada mall dengan 1 lantainya berisi restoran
semua. Jadi kami pilih-pilih dari liatin menu dan gambarnya. Ada 1 tempat yang
nyediain makanan full meal gitu, udah ada lauk dan desertnya. Tapi yang bikin
heran adalah di 1 menu ada udon/soba dan nasi.
Setelah makan, kami kembali ke Osaka naik JR ke Umeda. Tiba di
Umeda sudah jam 9 malam, dan kami belum beli oleh-oleh. Akhirnya browsing lalu
dapet toko Daiso di Namba. Jadilah kami mampir ke Daiso. Sayangnya nggak ada
barang-barang etnik kayak di kyoto, tapi tempat yang bagus (dan murah) kalo mau
cari snacks, atau gantungan yang penting dari jepang.
Sampai di hotel kami ngobrol-ngobrol dan bayar-bayar hutang.
Senin, 27 Feb 2017
Hari kami pulang ke Jakarta malah bangun kesiangan,
untungnya belum telat sampai bandara. Karena kami belum beli oleh-oleh, kami berpisah
dan janjian ketemu di gate pesawat buat belanja dulu. Mungkin agak mahal, tapi kami
bisa beli macem-macem kayak tokyo banana dari Tokyo, sampai cheese cake dari Hokkaido.
Setelah itu kami lari-lari ke gate karena udah mepet boarding, lalu naik
pesawat. Transit dulu di denpasar, sampai jakarta jam 7 malam.
Tips:
Pakai baju sesuai musimnya. Musim dingin di Jepang beneran
dingin.
Nggak beli JR Pass karena bisa beli tiket yang sekali perjalanan,
lagipula cuma naik JR 2 kali di Kyoto.
Beli oleh-oleh di tempat wisata kyoto, atau spare waktu
lumayan banyak buat beli di bandara.
Pake one day bus pass, kalo kelamaan nunggu bisa naik bis
yang lain lalu transit tanpa keluarin uang lagi. Jalur kereta nggak terlalu
banyak di kyoto, jadi lebih enak naik bus walaupun kadang lama dateng, penuh,
atau kena macet.
Perhatikan waktu buka-tutup tempat yang mau dikunjungi
karena rugi saat datang ternyata sudah tutup.
Kalau pergi barengan, beli tiket kolektif lalu bayar
belakangan untuk menghemat waktu.













No comments:
Post a Comment